Selasa, 22 November 2011

mendeteksi dini penyalahgunaan narkoba pada anak

BAB III
ISI
3.1 Penyalahgunaan Narkoba
            Penyalahgunaan narkotika, psykotropika dan minuman keras pada umumnya disebabkan karena zat-zat tersebut menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan secara semu.
Penyalahgunaan narkoba ada beberapa faktor yaitu:
a. Lingkungan sosial
·         Motif ingin tahu: di masa remaja seseoraang lazim mempunyai rasa ingin lalu setelah itu ingin mencobanya. misalnya dengan mengenal narkotika, psykotropika maupun minuman keras atau bahan berbahaya lainnya.
·         Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing, mungkin juga karena kurangnya rasa kasih saying dari keluarga ataupun karena akibat dari broken home.
·         Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.

b. Kepribadian
         Rendah diri : perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masayarakat ataupun di
lingkungan sekolah, kerja dsb, mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara
menyalahgunakan narkotik, psykotropika maupun minuman keras yang dilakukan
untuk menutupi kekurangan mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa
yang diinginkan seperti lebih aktif dan berani
         Emosional dan mental : Pada masa-masa ini biasanya mereka ingin lepas dari segala aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan menggunakan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan- perbuatan negatif yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya.

Akibat penyalahgunaan narkotika:

1)      Merusak susunan syaraf pusat atau merusak organ-organ tubuh lainnya, seperti hati dan ginjal,serta penyakit dalam tubuh seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti kudis, hal ini berakibat melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya moral yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan social dalam masyarakat.
2)      Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka dengan menghalalkan
segala cara untuk memperoleh narkotik. Yang awalnya menjual barang-barang hingga melakukan tindakan pidana.

            Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan sebagai berikut:
  • Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
  • Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
  • Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
  • Adiktif , Seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw
Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian
(http://bz.blogfam.com/2006/07/bahaya_narkoba_pada_remaja.html)

3.2 Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkoba
            Sulit sekali menemukan bukti diawal-awal anak memakai narkoba, biasanya menurut pengalaman orang banyak, baru bisa menemukan anak telah menjadi korban narkoba setelah anak sudah sampai ke tingkat kecanduan. Bisa 2 samapi 4 bulan sudah kecanduan sejak dari memakai pertama, tetapi ada juga baru ketahuan setelah memakai narkoba, tergantung sampai kapan anak itu dapat “merahasiakannya” dari orang tua dan kelurganya.
a.       Fisik
·         Kesehatan fisik  dan penampilan menurun
·         Badan kurus, lemah, malas
·         Mata kemerah-merahan
·         Muka pucat dan bibir kehitaman
·         Berkeringat secara berlebihan
·         Badan gemetaran
·         Bicara cadel
·         Mata berair
·         Bekas suntikan ditangan
·         Batuk, pilek berkepanjangan
·         Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas
·         Nafsu makan tidak ada
·         Suhu badan tidak beraturan
·         Dalam keadaan yang sudah parah,pernafasan lambat dan dangkal
·         Pupil mata menurun
·         Kejang otot
·         Kesadaran makin lama makin menurun

b.      Perilaku
·         Terjadi perubahan tidak wajar dari yang biasa, misalnya jadi pendiam yang biasa suka bicara, rajin beribadah, tiba-tiba sering keluar malam
·         Susah diajak bicara
·         Kurang disiplin
·         Sering menghindari kontak mata langsung
·         Suka membolos / malas belajar
·         Mangabaikan kegiatan ibadah
·         Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga
·         Apabila permintaannya tidak dituruti, ia menjadi lebih mudah tersinggung, emosinya naik turun dan tidak ragu memukul atau berbicara kasar kepada orang lain, termasuk kepada orang tuanya
·         Bersandiwara/memanipulasi keadaan atau berpura-pura
·         Sulit berkonsentrasi
·         Mulai menjual barang-barang milik sendiri
·         Barang-barang yang ada dirumah mulai berhilangan satu persatu
·         Suka bengong
·         Takut air sehingga tidak suka mandi, khusus pengguna putaw
·         Perasaan curiga

c.       Emosi
·         Sangat sensitif
·         Jika ditegur atau dimarahi malah membangkang
·         Mudah tersinggung, cepat emosi
·         Curiga berlebihan sampai tingkat waham (tidak sejalan antara fisik dengan kenyataan)
·         Ketakutan yang luar biasa
·         Hilang ingatan (gila)
·         Berusaha menyakiti diri sendiri
·         Selalu berada dalam dunia khayalan

d.      Benda-benda yang digunakan
·         Pipa rokok yang biasa dipakai untuk menghirup kokain/heroin
·         Kertas timah (alumunium foil) yang berasal dari rokok atau bekas bungkus permen/coklat yang digunakan untuk melinting ganja
·         Korek api/mancis yang digunakan untuk membakar kertas timah yang sudah ditaburi bubuk putaw
·         Alat yang disebut ‘bong’, alat ini khusus untuk menghisap shabu. Terdiri dari tabung gelas yang setengahnya berisi air dengan dua buah sedotan yang satu terendam dalam air yang satunya lagi diatas permukaan air.
·         Alat suntikan, untuk menyuntikkan larutan putaw yang sudah dihangatkan diatas sendok makan
Gambar: alat yang digunakan untuk penyalahgunaan narkoba
3.3 Agar Remaja Terhindar Dari Penyalahgunaan Narkoba
a. Orang tua perlu mengenal narkoba dan bahayanya
            Sebagai orang tua ataupun pengajar didik haruslah mengenal dan mengetahui masalah narkoba agar dapat disampaikan dan mencegah anak terlibat masalah narkoba. Anak mencoba narkoba disebabkan oleh keingintahuan dan larangan.
            Informasi dasar yang perlu diketahui orangtua yaitu:
Pengetahuan dasar tentang narkoba seperti situasi dan kondisi masalah narkoba, jenis narkoba yang sering disalahgunakan, akibatnya dan penyebabnya, gejalanya, serta undang-undang tentang narkoba
b. Memberikan informasi yang benar tentang narkoba
            Tidak ada salahnya untuk mencegah sebelum terjadi, namun yang perlu dilakukan adalah upaya pemberian informasi tentang bahaya narkoba. Pada tingkatan tertentu, sebaiknya anak diberikan penjelasan tentang bahaya narkoba. Untuk anak sekolah dasar, pengetahuan yang disampaikan tentunya berbeda dengan anak usia sekolah lanjutan pertama, apalagi lanjutan atas.
c. Mengawasi, membimbing dan mengenal teman – teman anak
·         Orangtua sebagai pengawas
·         Orangtua sebagai pembimbing
·         Orangtua perlu mengenal teman-teman anak
d. Bekerja sama dengan orangtua lain dan guru
·         Kerjasama dengan orangtua lain
Orangtua perlu menjalin kerjasama dengan sesama orangtua lain agar bisa saling berbagi informasi dan mencari penyelesaian untuk menanggulangi masalah narkoba.
·         Kerjasama dengan guru
Orangtua juga perlu berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru, khususnya guru Bimbingan Konseling (BK). Sebab di sekolah, gurulah yang menjadi pendidik dan pengawas anak. Guru adalah sebagai pengganti orangtua disekolah.

3.4 Tempat-tempat Rawan Penyalahgunaan Narkoba
a.       Di lingkungan tempat tinggal
Tidak jarang lingkungan tempat tinggal dijadikan tempat untuk melakukan penyalahgunaan narkoba. Tentunya hal ini sangat meresahkan masyarakat sekitarnya. Perlu diketahui tempat-tempat yang sering dijadikan basecamp tempat menyalahgunakan narkoba di lingkungan tempat tinggal, seperti: diruangan / rumah yang kosong, di lapangan, di bawah jembatan, tempat kost atau asrama, di pinggir sungai, di lorong-lorong sepi, dsb.
b.      Di sekolah
Sekolah merupakan tempat yang paling potensial bagi pengedar/pengguna narkoba dan juga sasaran tempat memasarkan narkoba oleh para pengedar. Sasaran utama yang menjadi prioritas adalah siswa-siswi yang berprestasi di sekolah. Ada tempat-tempat tertentu di sekolah yang dijadikan tempat memakai narkoba seperti: di toilet sekolah, di kantin, tempat parkir, gedung sekolah, ruang kelas kosong ,dsb.
c.       Di tempat-tempat umum lainnya
Seperti di tempat hiburan malam, kampus, pinggir/persimpangan jalan, terminal bus/stasiun kereta api,dll.


3.5 Alasan Seorang Anak Menggunakan Narkoba
            Setiap orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alasan mereka
masing-masing sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam perangkap narkotika,
narkoba atau zat adiktif. Berikut di bawah ini adalah faktor sebab musabab kenapa
seseorang menjadi pecandu / pengguna zat terlarang :

a. Ingin Terlihat Gaya
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani, keren,
percaya diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain
tersebut dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang memakai zat
terlarang itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya. Jelas bagi orang yang
ingin disebut gaul oleh golongan / kelompok itu, ia harus memakai zat setan tersebut.

b. Solidaritas Kelompok / Komunitas / Genk
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar anggota biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Jika ketua atau beberapa anggota
kelompok yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan narkotik, maka biasanya
anggota yang lain baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut menggunakan
narkotik itu agar merasa seperti keluarga senasib sepenanggungan.

c. Menghilangkan Rasa Sakit
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dapat menimbulkan rasa sakit yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik jalan pintas untuk
mengobati sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan zat
terlarang.

d. Coba-Coba / Ingin Tahu / Pengen Tau
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat dan dikalahkan oleh nafsu bejad, maka
seseorang dapat mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan
diinginkan orang yang sudah terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan
melakukannya lagi berulang-ulang tanpa bisa berhenti.

e. Ikut-Ikutan
Orang yang sudah menjadi korban narkoba mungkin akan berusaha mengajak orang lain yang belum terkontaminasi narkoba agar orang lain ikut bersama merasakan penderitaan yang dirasakannya. Pengedar dan pemakai mungkin akan membagi-bagi gratis obat terlarang sebagai perkenalan dan akan meminta bayaran setelah korban ketagihan.
Orang yang melihat orang lain asyik pakai zat terlarang bisa jadi akan mencoba
mengikuti gaya pemakai tersebut termasuk menyalah gunakan tempat umum.

f. Menyelesaikan Dan Melupakan Masalah / Beban Stres
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak, mabok, atau jadi gembira ria.

g. Menonjolkan Sisi Berontak / Pemberontakan / Kekuasaan / Kehebatan
Seseorang yang bandel, nakal atau jahat umumnya ingin dilihat oleh orang lain sebagai sosok yang ditakuti agar segala keinginannya dapat terpenuhi. Dengan zat terlarang akan membantu membentuk sikap serta perilaku yang tidak umum dan bersifat memberontak dari tatanan yang sudah ada. Pemakai yang ingin dianggap hebat oleh kawan-kawannya pun dapat terjerembab pada zat terlarang.

h. Melenyapkan BT, Bete Dan Bosan Dan Agar Merasa Enak 
Rasa bosan, rasa tidak nyaman dan lain sebagainya bagi sebagaian orang adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan ingin segera hilang dari alam pikiran. Zat terlarang dapat membantu seseorang yang sedang banyak pikiran untuk melupakan kebosanan yang
melanda. Seseorang dapat mengejar kenikmatan dengan jalan mnggunakan obat terlarang yang menyebabkan halusinasi / khayalan yang menyenangkan.

i. Mencari Tantangan / Kegiatan Beresiko
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam
menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang
terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri.

j. Merasa Dewasa
Pemakai zat terlarang yang masih muda terkadang ingin dianggap dewasa oleh orang lain agar dapat hidup bebas, sehingga melakukan penyalah gunaan zat terlarang. Dengan menjadi dewasa seolah-olah orang itu dapat bertindak semaunya sendiri, merasa sudah matang, bebas orangtua, bebas guru, dan lain-lain.

3.6 Cara Mengatasi Anak Yang Sudah Terlanjur Menyalahgunaan Narkoba
a. Tidak panik dan komunikasi
            Jika kita menemukan anak yang telah menyalahgunakan narkoba, janganlah orangtua panik dan menunjukkan kemarahan yang berlebihan. Bersikap tenang, kendalikan emosi, marah, tersinggung atau merasa bersalah tidak ada gunanya. Hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak dengan sikap yang tenang dan jangan sewaktu dia dalam pengaruh narkoba. Cobalah berbicara dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.
            Tetaplah menjalin komunikasi/berbicara dengan anak bila orangtua sudah mengetahui bahwa dia terlibat narkoba. Komunikasi dalam keluarga adalh mutlak, dan selain kasih sayang, menjadi kunci terbinanya keluarga yang sehat.
b. Jangan menyalahkan anak ataupun diri sendiri
            Bila anak telah menggunakan narkoba, kita harus dapat menerimanya. Marah-marah dan saling menyalahkan antara orang tua dengan anak, sama sekali tidak akan membantu memperbaiki keadaan.
            Ketegangan hanya merusak diri, sehingga dalam menghadapi problem tersebut, tetap saja orang tua perlu meluangkan waktu untuk diri sendiri dan hadapi kenyataan dengan tenang. Karena bisa jadi anak yang tadinya baik menjadi anak yang suka melawan, anak yang tadinya jujur berubah menjadi anak yang pembohong dan suka mencuri.
c. Pengobatan
            Ada tahapan utama proses perawatan dan pemulihan penderita ketergantungan narkoba, yaitu:
·         Tahap detoksifikasi, terapi bebas narkoba dan terapi fisik yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan racun dari tubuh
·         Tahap stabilitasi suasana mental dan emosional penderita, sehingga gangguan jiwa yang menyebabkan perbuatan penyalahgunaan narkoba dapat diatasi
·         Tahap rehabilitasi atau pemulihan fisik, mental dan sosial penderita, seperti bersekolah, belajar, bekerja, serta bergaul secara normal.

3.7 Upaya Orang Tua Membangun Ketahanan Diri Anak
a. Menjadi model yang baik
Orangtua sebagai model dan panutan sebaiknnya:
·         Memberikan contoh perilaku dan sikap positif
·         Melibatkan diri dalam kehidupan sosial anak-anak
·         Manjelaskan kepada anak mengenai harapan-harapan orangtua dan memberikan dukungan untuk mencapainya
·         Mendiskusikan masalah narkoba sejak usia dini dengan cara-cara yang sesuai dengan tahapan usianya
·         Mendiskusikan konsekuensi negatif dari penyalahgunaan narkoba
·         Memberi perhatian besar terhadap sikap dan keputusan yang diambil anak mengenai menyalahgunakan narkoba
b. Membagi waktu bersama anak
Ada dua hal yang sangat mendasar dan selalu harus ada dalam hubungan orangtua dengan anak yaitu “loving and touching”. Karena kesibukan orangtua tersebut jelas akan sedikit sekali waktu yang tersedia untuk dapat menyempatkan melakukan dua hal tersebut.
Loving disini dimaksudkan kasih sayang dan perhatian yang bertanggungjawab, dikarenakan terlalu berlebihan dapat merusak anak-anak tersebut. Touching disini dimaksudkan sentuhan kasih sayang, dekapan melindungi pada waktu anak tersebut kedinginan, usapan kening, dll.
c. Meningkatkan harga diri anak
·         Percaya diri/harga diri
Dengan cara berfokus pada kelebihan dan kemampuan anak, bukan pada kesalahan atau kekurangannya
·         Berfokus pada usahanya bukan hasilnya
·         Hindari membandingkan usaha anak dengan anak lain
·         Pemberian tugas dan tanggung jawab yang membangun kepercayaan diri.
·         Menggunakan rancangan yang mengomunikasikan respek
d. Memberikan dorongan dan pujian
            Ada beberapa sikap yang harus disampaikan dalam mendorong anak, seperti:
·         Pada dasarnya kamu orang yang cakap, mampu dan berani
·         Kamu termasuk tipe anak yang tidak akan menyerah
·         Saya tidak akan menyuruh kamu untuk melakukan sesuatu yang berada diatas kesanggupanmu
·         Kamu dapat lebih baik lagi kalau kamu mempunyai kemauan
Garis pedoman untuk pujian yang deskriptif yaitu:
·         Membuat variasi pujian agar tidak terkesan berlebihan
·         Konsisten untuk mencari tingkah laku yang patut dihargai
·         Pujian umumnya lebih baik diberikan segera dan lebih baik lagi kalau anak itu masih berada dalam perbuatan tersebut
·         Berikan pujian yang sudah menjadi haknya ataupun prestasinya
·         Hindari pujian yang berlebih-lebihan yang disertai dengan komentar negatif